MOS ?
Apa yang terbesit di benak pembaca ketika mendengar kata MOS? Masa perploncoan ‘kah ?
Jangan salah…..
MOS atau yang kita kenal sebagai masa orientasi siswa baru yang bertujuan untuk mempererat tali silaturrohmi antara siswa yang satu dengan yang lain ini bukan berarti selalu menderita karena ditindas senior. Hal yang berbeda justru terjadi di PGTK Bina Anak Sholeh.
MOS yang dilaksanakan di PGTK BAS bukanlah berisi kegiatan rumit seperti yang pernah kita alami semasa pendidikan tengah pertama, atas sampai di perguruan tinggi sekalipun. Mau tahu seperti apa ?
Untuk masa orientasi siswa baru yang dilakukan LPI Bina Anak Sholeh khususnya jenjang PGTK, para ustad – ustadzah sudah mempunyai cara atau strategi sendiri yang disesuaikan dengan tingkat usia dan perkembangan anak usia prasekolah. Dalam kegiatan MOS ini, diantara kegiatan yang menyenangkan dan tidak membosankan tersebut adalah lomba kelereng, cerita fabel, membuat es krim dari kertas manila dan koran, lari bendera, membuat alat perkusi sendiri, membuat tombak plastik, lari puzzle, bermain playdough, kolase dari ampas kelapa, meronce, bermain air dan segudang kegiatan bersenang – senang lainnya. Kegiatan MOS bagi adik Play Group ini berlangsung selama 2 pekan, terhitung mulai 12 – 22 Juli 2010 dan bertempat di halaman Play Group.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh kakak - kakak TK A dan TK B meliputi lompat simpai, membuat berbagai macam gantungan kunci sendiri sampai membuat pigura rumah dari manik-manik. Sehingga tiap kali pulang selama sepekan mulai 12 – 16 Juli 2010, anak – anak selalu membawa pulang hasil karya buatannya sendiri.
Menurut ustadzah Desi Bintari S.pd selaku kepala PGTK, dengan diadakannya kegiatan MOS ini diharapkan dapat melatih keberanian dan kemandirian para peserta didik terutama yang baru sehingga dapat bersosialisasi dengan sesama teman atau dengan para ustad dan ustadzah.
Banyak kegiatan yang dirasakan sangat menyenangkan bagi anak- anak. Hal itu terbukti dari antusiasme anak – anak dalam mengikuti setiap kegiatan bersenang – senang. Apalagi ketika anak – anak diajak berjalan kaki (karena lokasi yang tidak terlalu jauh) untuk berkunjung ke taman belakang rumah Bpk. H. Fathul Huda yang berisi berbagai macam hewan dan tanaman sehingga dapat sekaligus dijadikan ajang pengenalan terhadap berbagai jenis flora dan fauna.
Tak ketinggalan pula kegiatan terakhir yang paling seru dilakukan oleh siswa - siswi PG pada 22 Juli 2010, yaitu lomba kepruk air dilanjutkan dengan main semprot air. Saat diawal kegiatan, banyak anak- anak menangis karena takut bajunya basah dan kotor. Tapi semua itu tidak sampai mematahkan semangat para ustadzah dalam membimbing anak – anak.
Benar – benar suasana MOS yang sungguh menyenangkan !
Tawa, canda, celetukan dan ekspresi anak – anak sungguh membuat kegiatan MOS di tahun ajaran baru ini menjadi sangat berkesan.
“Alhamdulillah, sepatah kata itu yang kami, para ustadzah ucapkan setiap kali kegiatan MOS selesai dilaksanakan. Semoga dengan kegiatan ini mampu membantu anak – anak beradaptasi dengan lingkungan baru dan dapat mengikhlaskan hati para orangtua murid dalam melepas anak – anak tercinta. Karena dengan keikhlasan para orangtua murid, InsyaAllah dapat mendukung dan melancarkan visi LPI Bina Anak Sholeh yaitu membentuk peserta didik menjadi pribadi muslim yang berprestasi.”
Amin ya robbal’alamin. *Penulis adalah Ustadzah PG-TK BAS.
PG-TK Bina Anak Sholeh
Setiap Anak cerdas
Membentuk karakter anak tidak cukup hanya dengan nasehat dan kata-kata tetapi proses yang panjang yang melibatkan otak, perasaan, latihan/pembiasaan dan rangsangan terus-menerus. Meskipun pendidikan sepanjang hayat, namun 6 tahun pertama merupakan periode emas untuk melakukan proses stimulasi berkaitan dengan mengoptimalkan seluruh kemampuannya, seperti visual, pendengaran, sensomotorik yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan kognitif.
Tahun pra sekolah menjadi masa membina kepribadian anak. Oleh karena itu, potensi anak harus dirangsang dan dikembangkan pada usia emas ini, untuk menjadikan seorang anak berkarakter dan mempunyai kepribadian kuat dengan segala kelebihan dan kekurangan. Orang tua dan pendidik harus dapat membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat, ilmu pengetahuan dan kepribadian, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam hal ini pendidikan dan kondisi pembelajaran sangat berperan dalam menentukan stimulasi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Sebagai mahluk psikologis, anak memiliki karakteristik yang berbeda dalam kemampuan intelektual, moral bahasa, minat, sosial emosi psikomotorik dsb.
Orang tua dan pendidik hendaknya dapat memberikan stimulasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan memperhatikan cara-cara memberikan stimulasi yang tepat untuk anak usia dini, misalnya dalam memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi dan dukungan.
Semua orang tua pasti menginginkan mempunyai anak yang cerdas dan kreatif. Orang tua dapat melakukannya jika mau mementingkan dan mengutamakan kebutuhan dan kepentingan anak mulai dari sejak dini dan seterusnya. Tetapi masih banyak kita temui orang tua bahkan seorang pendidik yang memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan kemauan dan kepentingan anak. Mereka masih menganggap mata pelajaran eksak sebagai tolak ukur kecerdasan seorang anak. Padahal setiap anak diciptakan Tuhan dengan karakter dan kecerdasan yang berbeda. Dan bila kecerdasan itu dikembangkan secara maksimal bisa menjadi sebuah talenta yang luar biasa.
Dewasa ini banyak berkembang teori Kecerdasan Majemuk, yaitu berbagai kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak. Menurut DR. Howard Gardner, ada 10 kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak yaitu, linguistik, logis matematik, visual spasial, musikal, body kinestetik, interpersonal, intrapersonal, natural, entrepreneur dan spiritual.
Anak yang memiliki kecerdasan jamak biasanya adalah anak yang berkreativitas tinggi. Ia mampu mengoptimalkan fungsi belahan otak kanan dan kiri. Hal ini dapat ditandai ketika anak diberikan stimulasi yang sesuai dengan tingkat perkembanganya, maka ia akan aktif bereksplorasi mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kecerdasan majemuk dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor lingkungan dan faktor keturunan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan dengan dasar faktor keturunan dan dengan rangsangan terus-menerus oleh faktor lingkungan.
Lalu bagaimana hal ini dapat di terapkan dalam pendidikan anak usia dini? Dengan berkembangnya metode Sentra dan lingkaran, kecerdasan majemuk akan lebih bisa dikembangkan dilingkungan pendidikan anak usia dini, di tingkat Kelompok bermain/play Group dan Taman kanak-kanak. Dengan metode ini pembelajaran yang kondusif dan tidak memaksa anak untuk melakukan sesuatu, tetapi anak diberi kebebasan seluas-luasnya dalam bereksplorasi. Metode Sentra dan Lingkaran lebih mementingkan kepentingan anak. Anak diberi kebebasan memilih sendiri setiap kegiatan pembelajaran sesuai dengan minatnya, sehingga dapat diketahui setiap bakat dan minat anak dari hasil observasi setiap kegiatan pembelajaran. Dengan mengetahui kecerdasan yang dimiliki seorang anak sejak usia dini maka akan lebih mudah mengembangkan kemampuan bakat dan minatnya sehingga bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Tahun pra sekolah menjadi masa membina kepribadian anak. Oleh karena itu, potensi anak harus dirangsang dan dikembangkan pada usia emas ini, untuk menjadikan seorang anak berkarakter dan mempunyai kepribadian kuat dengan segala kelebihan dan kekurangan. Orang tua dan pendidik harus dapat membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat, ilmu pengetahuan dan kepribadian. Sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam hal ini pendidikan dan kondisi pembelajaran sangat berperan dalam menentukan stimulasi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. *Penulis adalah Kepala PG-TK Bina Anak Sholeh
Langganan:
Postingan (Atom)